Contoh Inovasi Desa Bidang Pertanian dengan Pembuatan Pupuk Cair yang Bisa di Terapkan di Tempat Tinggal Anda, cara pembuatan pupuk non organik
Desa merupakan
salah satu lingkungan yang sangat akrab dengan masyarakat. Seperti yang Anda
tahu, dalam lingkungan ini cukup sering muncul masalah-masalah. Salah satunya
adalah masalah pertanian, apalagi bagi desa yang mempunyai mayoritas warga
berprofesi sebagai petani.
Baca Juga : Tips Latihan Daya Tahan Paru-Paru Dan Jantung
Untuk itu, Anda
sebagai perangkat desa ataupun warga desa tentunya membutuhkan contoh inovasi
desa bidang pertanian yang bisa diterapkan untuk memajukan dan menyelesaikan
permasalahan yang ada di tempat tinggal Anda.
Untuk sebuah desa
yang masyarakatnya lebih banyak berstatus petani, masalah seperti maraknya
hama, pengairan yang kurang efektif, penggunaan pupuk non organik yang
berlebihan menjadi masalah serius yang meresahkan warga karena akan berdampak
pada masalah ekonomi mereka.
Baca Juga : 6 Makanan Khas Daerah Indonesia Yang Mendunia
Masalah sekarang
yang sering timbul dari kebanyakan petani adalah penggunaan pupuk. Setelah
muncul banyak pupuk non organik, masyarakat mulai mempercayakan hasil panennya
dengan penggunaan pupuk tersebut. Awalnya pupuk non organik dapat memberikan
hasil panen yang optimal dengan hasil yang sangat memuaskan.
Namun, sekarang
kebanyakan dari warga sudah mulai menyadari bahwa penggunaan pupuk non organik
ternyata dapat merusak kestabilan tanah, sehingga lama kelamaan tanah yang
awalnya subur malah menjadi tidak subur. Hal itu menyebabkan hasil panen yang
semula bisa dikatakan sangat memuaskan justru sekarang menjadi berkurang bahkan
tidak ada hasilnya sama sekali.
Sebagai
solusi dari masalah tersebut, kali ini akan dibahas beberapa contoh inovasi
desa bidang pertanian dengan pembuatan pupuk cair yang bisa digunakan warga
masyarakat sebagai pengganti pupuk non organik. Berikut cara pembuatannya:
1. Kumpulkan
bahan-bahan sisa rumah tangga, seperti ampas kelapa, sisa sayuran, kencing
hewan ternak, kotoran ternak, dan lain-lain yang mudah didapatkan.
2. Siapkan
bahan wajib seperti susu bubuk atau cair murni, telur dan madu, air kelapa, EM4
dan gula atau tetes tebu.
3. Haluskan
bahan-bahan sisa rumah tangga, bisa dipotong kecil-kecil atau di blender dengan
crusher. Semakin kecil potongan semakin cepat proses penguraiannya.
4. Larutkan
gula atau tetes tebu kemudian campurkan EM4, aduk dan diamkan pada tempat yang
teduh selama 1-2 hari.
5. Setelah
melewati beberapa tahapan diatas, masukan bahan yang sudah dipotong-potong ke
dalam kantong berpori, campurkan bahan wajib sampai merata. Lalu pindahkan
kantong ke dalam tong atau wadah yang lain.
Tunggu proses
penguraian dengan menutup wadah atau tong dengan memberi lubang kecil lalu
masukan selang ke lubang tersebut. Ujung selang yang berada diluar dimasukan ke
dalam botol berisi air untuk menstabilkan proses fermentasi.
6. Setelah
1 bulan, buka tong atau wadah tersebut. Peras kantong yang dimasukan tadi.
Itulah pupuk organik yang sudah jadi. Ciri-ciri berhasil dan tidaknya adalah
dengan mencium aroma pupuk cair tersebut, jika berbau fermentasi berarti
berhasil, tetapi jika berbau busuk berarti tidak berhasil.
Itulah salah satu
contoh inovasi desa bidang pertanian dengan pembuatan pupuk cair untuk
mengganti pupuk non organic yang dapat merusak kesuburan tanah. Selamat
mencoba, semoga berhasil.
Post A Comment:
0 comments so far,add yours
Posting Komentar